Senin, 20 Desember 2010

(just not like) Pooh and Friends.


Seekor beruang bersahabat dengan 3 ekor hewan yang lain. Tapi entah kenapa ternyata si beruang menjadi "pengeluh". Kinerjanya pun menjadi mirip dengan citra yang digambarkan dalam cerita Winnie the Pooh karangan A.A. Milne (sumber). Seekor beruang yang lambat dan sedikit bodoh.

Beruang memiliki 3 orang tokoh pendamping menunjang cerita yang utama dia adalah Tigger si harimau, Eeyore si Keledai dan Piglet si babi. tanpa bermaksud menyampingkan dan mengecilkan peran tokoh sahabat pooh yang lain, tiga teman tersebut adalah yang paling sering mendampingi pooh dalam ceritanya.

Berikut suatu scenee antara keempat ekor tersebut:

Pooh yang sedari tadi duduk di dalam gua pohonnya mencoba mengerjakan tugas untuk menggambar ketiga sahabatnya tersebut. tiba -tiba tanpa disadari piglet datang dan dengan lakon yang penakut itu meminta tolong pooh untuk mengerjakan tugasnya untuk mengirimkan surat kepada seluruh penghuni hutan. Pooh, sebagai seekor beruang yang bodoh pun menyanggupi padahal tugasnya belum selesai. sepanjang hari dia berkeliling hutan mengantarkan surat. sekitar 80% pekerjaan tiba-tiba Tigger meminta Pooh untuk membantunya menghitung banyak makanan yang berada di dalam kandangnya. dan lagi-lagi Pooh menyanggupi sampai dia lupa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Piglet.

Bungkus demi bungkus Pooh membantu Tigger untuk menghitungnya bahkan setelah sampai sekitar 70% pekerjaan tersebut lagi-lagi fokus Pooh terganggu oleh Eeyore. Sekitar 10 menit dengan ekor-tempel-pakunya dia berkeliling kandang Tigger sambil sesekali melongok ke dalam melalu lubang angin plus cahaya ciptaan Tigger tersebut.

Karena merasa tidak enak, Pooh pun berjalan mendekati Eeyore melewati Tigger yang nampak kekenyangan memakan bagian tumpukan makanan yang telah selesai dihitung oleh Pooh. Pooh muali tmapak lelah, bajunya mulai tampak lusuh dan sedikit lembab karena keringat plus debu hasil keliling hutan tadi.

"Pooh, bisakah kau menemukan rumahku?", permintaan yang terkesan bodoh itu tetap ditanggapi dengan anggukan. Pooh pun mendampingi Eeyore berjalan mencari rumah Eeyore ke arah pusat hutan, sebab tadi Pooh melihat semacam tumpukan kayu yang selama ini diakui oleh Eeyore sebagai rumahnya yang paling nyaman di seluruh hutan. SAmbil jalan nampak Piglet sedang berkubang dalam kubangan lumpur sendiri dan tampak riang. Membandingkan dengan keadaan itu hampir sama dengan keadaan yang ditemui saat meninggalkan kandang Tigger tadi.

Di kejauhan nampak tumpukan ranting dan cabang pohon kering yang berbentuk seperti tenda dan disebelahnya tampak tumpukan wortel dan lobak milik Rabbit. dengan langkah yang sudah lelah, Pooh mendekatinya bersama Eeyore yang tapak berbinar matanya disertai lenguhan tanda gembira sebanyak dua kali. "maafkan saya, Eeyore. Tadi saya menggunakan rumahmu untuk menjemur hasil panen. Mungkin kamu tidak dapat menemukan rumahmu ketika tadi tertutupi oleh hasil panen dari kebunku yang super subur. Sekali lagi aku minta maag, dan sebagai gantinya, kamu akan saya berikan sebagian dari hasilnya.", sapa Rabbit dengan nada cepat seperti biasa. Lalu Eeyore pun langsung masuk ke rumahnya, mengambil posisi tidur sambil memakan semua pemberian Rabbit.

Fiuh..
Tubuh Pooh mulai terasa lelah, ia pun menuju ke gua tercinta terbayang sudah sofa tidur favoritnya untuk merebahkan diri karena dia tahu dia tidak punya uang untuk membeli madu sehingga ia harus menahan keinginan untuk makan.

Pooh langsung tidur sambil memperhatikan langit-langit gua. Menikmati sisa harinya yang mulai menampakkan senyuman rembulan.

tiba-tiba pi ntu guanya diketuk. Terdengar juga banyak suara mengiringi ketukan tersebut. mulai dari Piglet, Eeyore, Tigger bahkan samapi Christopher Robbins. Saat membuka pintunya berondongan pertanyaan pun sama diajukan yang intinya adalah kenapa pekerjaan Pooh belum selesai. Muali dari menggambar (milik Robbins), mengantar surat (Piglet), Menghitung Makanan (Tigger) serta mengantarkan gerobak (ternyata eeyore diminta roo untuk menarik gerobak berisi peralatan memasak).


Pooh, Pingsan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar